Sunday, 20 December 2015

Resensi Novel “PULANG” Karya Tere Liye




PULANG: Karena Jalan Pulang Pasti Terbentang.     

Judul Buku       : PULANG

Penulis             : Tere Liye

Penerbit          : Republika

Cetakan           : Cetakan Pertama, September 2015

Isi                     : iv + 400 halaman; 13.5 x 20.5 cm

ISBN                 : 978-602-082-212-9                          

Harga              : Rp. 65.000,- 

Pulang, sebuah kata beragam makna. Pulang kadang lebih sulit daripada pergi karena itulah pulang bisa sangat berarti. Novel “PULANG” karya Tere Liye ini menceritakan kisah tentang perjalanan pulang yang sarat akan emosi. Novel terbaru dari penulis berbakat ini mengusung genre ­action dan tak kalah menarik dari dua novel serupa Tere Liye sebelumnya yaitu “Negeri Para Bedebah” dan “Negeri di Ujung Tanduk”.
Ialah seorang anak manusia yang berasal dari pedalaman Sumatera bernama Bujang. Bujang  dilahirkan dari cinta kasih rumit antara ayah dan ibu dengan latar belakang keluarga jauh berbeda. Kehidupan Bujang di kampung yang semula biasa saja berubah saat Tauke Muda datang ke desa. Setelah melalui proses yang alot, akhirnya Bujang ikut bersama Tauke Muda ke ibu kota provinsi. Tauke Muda tak lain adalah pemimpin salah satu organiasi besar penguasa shadow economy sekaligus anak dari sahabat ayah Bujang, Tauke Besar.
Hari-hari melesat cepat. Di lingkungan barunya Bujang pun tumbuh menjadi seseorang yang tak hanya kuat serta ditakuti tapi juga cerdas dan jenius. Ia bahkan dapat menyelesaikan gelar pendidikan master sampai ke negeri Paman Sam. Sebab sejatinya di dalam tubuh Bujang mengalir darah ibunya yang berasal dari keturunan pejuang syahid Tuanku Imam  dan darah tukang pukul tangguh dari sang ayah. Bersama Tauke, Bujang berhasil membawa nama Keluarga Tong sebagai penguasa shadow economy terbesar di kawasan Asia Pasifik. Ia mampu menyelesaikan konflik-konflik tingkat tinggi yang Keluarga Tong hadapi. Akan tetapi konflik batinnya sendirilah yang sulit untuk ia taklukkan.
Buku ini penuh dengan aksi-aksi menegangkan dan tak luput pula adegan perpisahan yang menyedihkan. Tokoh-tokoh yang dapat ditemukan dalam cerita juga beragam. Setiap tokoh dideskripsikan penulis cukup detail. Karakternya unik dan mudah diingat. Sebut saja Frans dari Amerika, Kopong dan Basyir si tukang jagal, Guru Bushi yang seorang samurai, Santolo si penembak handal, dan dua ninja bersaudara dari Negeri Sakura. Banyak kejadian-kejadian tak terduga yang akan kita jumpai, seperti penghianatan di Keluarga Tong, kepergian orang-orang yang memotivasi hidup Bujang, dan munculnya Tuanku Imam.
Bahasa yang digunakan penulis tidak berbelit-belit, tidak terlalu formal dan mudah dipahami. Alur ceritanya maju-mundur (flashback). Disertai kalimat-kalimat Tere Liye dengan pemilihan kata yang baik dan khas seperti novel-novel Tere Liye lainnya membuat cerita lebih hidup serta menarik untuk dibaca. Buku ini dapat menginspirasi pembaca, meningkatkan  intuisi dan pengetahuan tentang apa itu shadow economy di era modernisasi saat ini. Pembaca akan larut dalam emosi cerita dan mengerti apa arti kesetiaan pada prinsip hidup, apa arti pulang sessungguhnya.
“Aku tahu kau tidak pernah menyentuh setetes pun minuman keras, tidak mengunyah sepotong pun daging babi dan semua yang diharamkan oleh agama. Perutmu bersih, itulah cara mamak kau menjagamu agar tetap dekat saat panggilan pulang telah tiba”… (hlm. 341)
..“Sungguh, sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami tuk pulang.” (hlm. 400)
Sejak awal penerbitannya di bulan September 2015, buku ini telah empat kali naik cetak dan mendapat  gelar best seller. Sampulnya menarik. Eye catching dengan gambar sunset dari balik robekan kertas dan typografi seperti huruf disayat menggambarkan isi dari novel.
Namun terdapat beberapa kekurangan dalam buku ini. Yaitu setiap adegan terlihat seolah-olah seluruh tokohnya hanya menggunakan bahasa Indonesia. Padahal banyak sekali kita jumpai tokoh-tokoh internasional. Sebaiknya perlu penambahan dialog  bahasa asing  untuk beberapa percakapan tokohnya, terutama saat adegan di luar negeri. Seperti novel  “RINDU” karya Tere Liye lainnya yang menambahkan Bahasa Belanda dalam beberapa percakapan. Dan lebih baik jika terdapat catatan kaki untuk memperjelas maknanya. Kemudian terlalu banyak alur maju mundur sehingga bagi pembaca pemula  akan butuh waktu lebih untuk memahami cerita dengan baik.
Terlepas dari kelebihan dan kekurangan tersebut, secara keseluruhan buku ini sangat relevan dan recommended  untuk dibaca. Cocok untuk semua kalangan, khususnya Anda yang berada jauh dari kampung halaman atau sedang membutuhkan teman bacaan sambil beristirahat sejenak dari  hingar bingar suasana politik negeri ini. Jadi tunggu apalagi, segera miliki bukunya!.

Tuesday, 20 October 2015

Membunuh Dengki

Minggu sore, tak jauh dari kawasan kampus. Di sebuah kamar kostan tanpa jendela. Hanya ada ventilasi kecil dan kaca  buram yang tertembus cahaya matahari dari luar. Dengan seisi ruangan yang berantakan dua minggu tak dibereskan, aku beristirahat menanti senja berganti gelap. Lantunan musik klasik tetangga kamar jadi teman kali ini.

Sunday, 27 September 2015

Ketika Cinta Menggetarkan Dunia

Ditilik dari sisi kesehatan, tatkala anda mencintai seseorang maka inilah hormon-hormon yang mungkiin berpicu dan berpacu:

Testosterone. Selain meningkatkan libido, hormon juga meningkatakn gairah hidup. Pun menyehatakan jantung dan otak. Berhubung hormon ini mempunyai dampak yang dahsyat, hendaklah berlandaskan cinta yang benar. Jika tidak niscaya kehancuran akan terjadi.
Adrenalin. Hormon ini bisa membuat orang merasa deg-degan sekaligus siap berjuang. Sama seperti testosterone hendaknya dilandasi dengan cinta yang benar.
Dopamin dan serotonin. Kedua hormon ini membuat orang feel good, sehingga tetap enjoy ketika bekerja
Oxytocin. Menariknya, hormon ini membuat orang merasa terikat, mellekat, dan ingin merawat.

Ketika Cinta Dipertanyakan

Kita beralih ke sisi lain. Diam-diam, di antara kita ada yang kehilangan cinta alias  hidupan gairah dalam hidupnya. Dengan nada putus asa, ia pun memaki-maki dirinya:

-          Rezeki ku seret.
-          Hidupku tidak nikmat.
-          Aku tidak dicintai.
-          Jodohku entah dimana.
-          Relasi pun tak seberapa.
-          Masa depan terasa suram.
-          Keberhasilan tak kunjung datang.
-          Hasil tak jelas.
-          Nasib begitu-begitu saja.

Kalau mau blak-blakan, inilah penjelasannya:

Beranjak



Memang betul, tanpa terasa waktu terkadang begitu cepat berlalu. Serasa baru saja kemarin aku tamat SMA toh nyatanya sebentar lagi aku akan menjadi kakak tingkat. Tahun kedua di bangku kuliah. Tepatnya sehari lagi, diamana kuliah perdana semester tiga akan dimulai. Aku akan segera punya adik kelas. Haruskah aku senang atau sedih? Lupakan!

Little Journey: Di Kediri


Tulisan ini sebetulnya sudah lama kukemas. Namun waktu selalu memberikan kejutan, barulah malam ini di sudut kamar lamaku (saat SMA) aku bisa menuntaskannya. Ini tepat malam minggu. Semoga hujan deras mengguyur kota malam ini. hehe

Akhir bulan Mei kemarin aku dan beberapa temanku meyempatkan diri mengunjungi kota Kediri untuk belajar Bahasa Inggris. Tepatnya di Kecamatan Pare. Meski hanya dua minggu tapi aku bersyukur pernah merasakan atmosfer berada di sana.

Thursday, 18 June 2015

Litle Journey:Story Begins


Rabu siang, ujian akhir telah selesai. kalkulus 2 menjadi penutup yang sempurna. Entah hasilnya sebaik ujian sebelumnya atau malah sebaliknya, bukan itu yang ingin kupermasalahkan. Masalahnya apakah dengan itu ilmunya kuterima dengan mantap, mengubah pola pikirku menjadikan lebih dewasa atau hanya sekadar ujian saja. sudahlah, tak patut diwacanakan.

Tuesday, 19 May 2015

Dosen di Kelasku

Ujian Akhir Semester dua telah hampir berakhir. Tersisa dua hari dengan tiga mata kuliah sebelum libur panjang dimulai. Mahasiswa sejurusanku masih dalam suasana minggu tenang. Ada waktu kosong lima hari sebelum ujian itu tiba.

Sejauh ini perkuliahanku Alhamdulillah baik-baik saja, tak ada halangan yang berarti. Masa TPB memang masih berorientasi terhadap pelajaran-pelajaran yang telah aku dapatkan di SMA kemarin, seperti matematika, fisika, kimia, dan sebagainya. Kali ini aku ingin berbagi tentang beberapa dosen yang mengajar di kelasku. Bisa dikatakan beliau punya kesannya tersendiri saat mengajar di kelasku, Teknik Telekomunikasi 38 05. Mereka punya keunikan tersendiri.

Let’s begin.

1. Kimia

Foto bersama Pak Yessi Permana di kelas terakhir #commonsence

Saturday, 16 May 2015

Tentang Para Extrovert dan Introvert, Serta Bagaimana Cara Otak Mereka Bekerja


 
Weekend kemarin saya membaca artikel yang sangat menarik di FastCoExist tentang kecenderungan jawaban para extrovert dan introvert apabila mereka dilontarkan pertanyaan “Mana yang lebih anda pilih, antara gunung atau pantai?” 
 
Sebenarnya pertanyaan semacam ini sudah pernah saya temui sebelumnya, namun saya memahaminya hanya sebagai sebuah pertanyaan pancingan untuk mendapatkan alasan yang akhirnya bisa mulai kita analisa.

Wednesday, 13 May 2015

Akhir April





Hari ini langit begitu gelap.Tak sengaja kutengok lewat kaca jendela kamar, terlihat awan kelam bergerak dengan cepatnya. Awan terlihat sangat rendah dari asrama, juga angin dingin menambah suasana Minggu sore ini. Sepertinya akan turun hujan lebat.

Aku sadar, bulan April baru saja berlalu. Bulan yang kuharapkan dapat jadi momen luar biasa dalam hidup namun masih belum. Lagi-lagi hanya pencapaian kecil yang bisa kubuat. Hanya beberapa coretan saja di agenda biruku. Entah, usahaku belum maksimal dan atau ibadahku yang belum khusyu. Bagaimana tidak, ini bulan lahirku, ayah, juga adik laki-lakiku. Tidak ada yang perlu disalahkan. Ini hanya perjalanan hidup kawan.

Tuesday, 12 May 2015

MASGUN : Menyelamatkan Masa Kecil




Melihat masa kecil anak-anak di kota besar seperti Bandung. Saya berpikir, mungkin merenung lebih tepatnya. Di bawah pohon besar sambil berteduh dari hujan. Bagaimana, atau menjadi seperti apa aku saat ini jika memiliki masa kecil seperti mereka.

Tuesday, 5 May 2015

Why Pork is Haram in Islam




Why Pork is Haram in Islam - 15 Things You Should Know About Pigs:

1) A pig is a real garbage gut. It will eat anything including urine, excrement, dirt, decaying animal flesh, maggots, or decaying vegetables. They will even eat the cancerous growths off other pigs or animals.

2) The meat and fat of a pig absorbs toxins like a sponge. Their meat can be 30 times more toxic than beef or venison.

3) When eating beef or venison, it takes 8 to 9 hours to digest the meat so what little toxins are in the meat are slowly put into our system and can be filtered by the liver. But when pork is eaten, it takes only 4 hours to digest the meat. We thus get a much higher level of toxins within a shorter time.

Jadikan Dirimu Berbeda



Saat yang lain tidur dengan lelapnya, kau tengah mengadu memohon ampun pada Rabbmu.. “Jadikan dirimu berbeda..”
Saat yang lain bermimpi indah, kau tengah bersimpuh menangis terbayang dosa, larut dalam muhasabah diri.. “Jadikan dirimu berbeda.."
Saat yang lain berkumpul menghabiskan waktu luang, kau tengah asyik melantunkan ayat-ayat Tuhanmu “Jadikan dirimu berbeda..”

Saturday, 2 May 2015

Untuk Ayah

















Karena engkau adalah ayah
Tanggung jawab di pundakmu begitu luar biasa
Maka tidaklah cukup jika engkau menebusnya
Sekedar lelah mencari harta

Engkau tentukan masa depan keluarga
Jauh sebelum titik awal berumah tangga
Di tanah mana menyemai benih yang kau punya
Agar kelak memetik hasil berkualitas istimewa

Saturday, 25 April 2015

Komik Golongan Darah


Gambar-gambar berikut hanya ilustrasi, tak usah terlalu serius Kawan. Anggap saja hiburan. :D


































Sumber: muhnurakbar.tumbrl.com


Sedikit Renungan








 













sumber: muhnurakbar.tumbrl.com

Thursday, 16 April 2015

Bukan Puisi



April, bulan ke-empat masehi.
Dia dilahirkan di bulan ini belasan tahun silam.
Bertepatan dengan dua puluh tiga Dzulqaidah  almanak hijriah.
Tepatnya sebelas April delapan belas tahun lalu
Nafas pertamanya berhembus.
Kata ibu, Kala itu menjelang terbit fajar ia lahir
Sama seperi Bung Karno yang aku pernah baca kisahnya
Aku harap pribadiku bisa seperti dirinya.

Hari ini Sabtu. . .
Tak jauh beda dengan Sabtu-Sabtu lalu.
Terlihat banyak ucapan SELAMAT di akun sosmed
Teman sekelas baru juga ada
Dari yang candaan, serius, atau sekedar tiga huruf HBD.
Oh ia, Sabtu ini tepat tanggal lahirnya
Selamat bertambah usia…
Dia yang adalah aku
Tak ada yang spesial seperti dulu

Orientasiku tak lagi tentang seorang hawa
Yang disebut kekasih oleh para pujangga
Itu masa lalu lupakan saja
Asaku banyak yang kandas
Masih tersimpan jelas dalam  coretan di kertas
Buku agenda biru mengusang
Langkah baru di usia Sembilan belas
Telah tiba tanpa pilu
Maafkan diriku belum jadi aku yang kumau.
Ibu..
Terima kasih segalanya
Ucapan selamat dari Ibu di senja ini
Membuat semangat berkibar lagi


Bandung, 11 April 2015.
Muh. Aprizal A.



Tuesday, 31 March 2015

Hanya Sebuah Prosa



Minggu ini awal kuliah pra UAS telah dimulai. Beberapa nilai hasil UTS kemarin akan segera dibagikan. Harap-harap cemas selalu saja muncul di kepala. Ini bukan  hari penerimaan raport yang diselingi makan-makan seperti saat masa  SD. Dimana orang tua datang bersama anaknya dan beliau akan tersenyum senang kala raport anaknya tak ada tulisan merah.

Saturday, 28 March 2015

Liburan Kali Ini ( Part 3 )


“ Assalamualaikum Ummi, lagi dimana? Sabtu besok bisa nda kita ketemuan?” tanyaku kepada salah seorang teman di facebook.

“Waalaikumsalam, bisa, bisa, kan Sabtu libur, hehe. Tapi mau kemana?” Balasnya beberapa menit kemudian.

“Terserah, kemana yang bagus, kemana-mana hati senanglah ,haha,” balasku rada bercanda. Sejam berlalu taka da balasan. Mungkin dia sudah terlelap . Pikirku malam itu.

Wednesday, 25 March 2015

Liburan Kali Ini ( Part 2 )


Jam lima pagi waktu Indonesia bagian barat. Alaram handphone mencoba membangungkan dari tidur semalam. Aku terjaga dan sadar ini masih  dalam suasana yang sama. Libur masih tersisa beberapa hari lagi. Kukumpulkan jiwa yang masih terbawa letih semalam dan beranjak tuk tunaikan kewajiban shalat subuh. Aku bergelut bersama dinginnya suhu Asrama kampus yang terletak di Kecamatan Dayeuh Kolot ini. Brrr...mungkinkah Bandung akan turun salju?

Liburan Kali Ini


Tanpa terasa masa TPB (Tahap Persiapan Bersama) “Kampus merah maroon” ini sudah tiga per empatnya terlewati. Sebentar lagi kuliah di tanah rantau genap dua semester. Kehidupan mahasiswa tingkat satu akan segera terasa manis, pahit, asam dan hambarnya. Sebentar lagi akan keluar asrama, entahlah hunian baru yang masih misteri, akankah engkau senyaman kamar ini? Atau malah sebaliknya? Tak ada jawabnya.

Friday, 13 March 2015

Indah pada Waktunya



Terinspirasi oleh cerita Anthony de Mello, seorang raja di salah satu kota akan mengadakan gathering (pesta bersama) dengan rakyatnya. Sebagai bentuk kebersamaan, setiap keluarga diharapkan untuk membawa botol anggur untuk dituangkan dalam satu tempat sehingga setelah terkumpul semua, akan dinikmati bersama-sama. Satu demi satu keluarga menuangkan sebotol anggur yang dibawanya di tempat yang telah disediakan oleh panitia.

Saturday, 31 January 2015

Selamat Datang di Telkom University [Part 2]

Postingan ini merupakan lanjutan dari yang sebelumnya. Jika anda belum membacanya, silahkan klik [part 1]. Postingan ini saya ambil dari Blog salah seorang kakak senior di Kampus ini yang kebetulan menjabat sabagai Prseiden Mahasiswa Telkom University periode 2015/2016. Beliau akrab disapa Kak Aidil oleh teman-teman di kampus ataupun di UKMS (Unit Kegiatan Mahasiswa Sulawesi) .Tidak ada maksud ingin plagiat,  saya hanya ingin berbagi ilmu, cerita dan semangat motivasi. Semoga bermanfaat! 
 

Q             : (Question)
A             : (Answer)

Q             : Kak, di Universitas Sukamaju alumninya sukses-sukses tuh, jadi tokoh-tokoh negara dan lain lain
A             : Universitas sukamaju berdiri tahun berapa? Wajar saja kalau alumnusnya sudah jadi tokoh-tokoh. Tel-U berdiri di awal tahun 90an. Alumninya juga yang paling tua umurnya paling baru 30-an. Jadi wajar aja. Tunggu tanggal mainnya.

Selamat Datang di Telkom University



Postingan kali ini saya ambil dari blog salah seorang kakak senior di Kampus ini yang kebetulan menjabat sabagai Prseiden Mahasiswa Telkom University periode 2015/2016. Beliau akrab disapa Kak Aidil oleh teman-teman di kampus ataupun UKMS (Unit Kegiatan Mahasiswa Sulawesi) .Tidak ada maksud ingin plagiat,  saya hanya ingin berbagi ilmu, cerita dna semangat motivasi. semoga bermanfaat!

[Mungkin tulisan ini spesifik membahas tentang kampus saya dan mahasiswanya. Tetapi jika anda orang umum, Silahkan dibaca juga, tak ada salahnya. Karena didalamnya banyak tentang bagaimana kita yakin terhadap tempat kita berkuliah, dimanapun itu. Dan Saya rasa pasti ada hikmah yang dapat dipetik dari tiap kisah]

[Late Post] : Desember


Coretan Desember

Sejauh apa indera melihat
Di balik belukar, telaga mekar tak terlihat
Perasaan bimbang akan ketakutan mulai menggunung
Kadang tenggelam tak jarang gemerlap

Hujan di atas asrama kelam berpendar
Gantungan baju tak pernah absen dari tatapan
Terpampang rapih hampanya senja di halaman
Ingin teriak lantang di antara cadasnya perjuangan
Tak ada tempat pulang, takan ada waktu tuk pulang
Sebelum ini usai, pantang layar menepi kembali pulang

Anak umur belasan juga dua puluhan
Terkumpul apik dalam satu lingkaran
Coba merangkai angannya lewat puzzle impian
Jurang harus dituruni, samudra ikut tertelan
Bagai pil pahit berasa manis, asam, dan asin
Wajah yang kusam,  raut mulai kusut
Kerah baju menghitam, celana aroma air cucian semalam
Bukan halangan anggap saja makanan kaleng

Ayah dan Ibu di kampung berdoa dengan tulusnya
Merestui anaknya pulang bawa kedamaian
Mana janjimu taklukkan belantara kota
Padamkan api dengan harum nafasmu
Pelankan rodamu sejenak, dengarkan pintu kamarmu
Jangan jadikan ini elegi bulan Desember
Bermandikan sejuknya lumpur penyesalan
Karena di sudut matamu terpampang jelas
Pelangi malam yang merindukan hujan