PULANG: Karena Jalan
Pulang Pasti Terbentang.
Judul Buku : PULANG
Penulis : Tere Liye
Penerbit : Republika
Cetakan : Cetakan Pertama, September 2015
Isi : iv + 400 halaman; 13.5 x 20.5
cm
ISBN : 978-602-082-212-9
Harga : Rp. 65.000,-
Pulang, sebuah
kata beragam makna. Pulang kadang lebih sulit daripada pergi karena itulah
pulang bisa sangat berarti. Novel “PULANG” karya Tere Liye ini menceritakan
kisah tentang perjalanan pulang yang sarat akan emosi. Novel terbaru dari penulis
berbakat ini mengusung genre action dan tak kalah menarik dari dua novel serupa Tere Liye sebelumnya yaitu “Negeri Para
Bedebah” dan “Negeri di Ujung Tanduk”.
Ialah seorang
anak manusia yang berasal dari pedalaman Sumatera bernama Bujang. Bujang dilahirkan dari cinta kasih rumit antara ayah
dan ibu dengan latar belakang keluarga jauh berbeda. Kehidupan Bujang di
kampung yang semula biasa saja berubah saat Tauke Muda datang ke desa. Setelah
melalui proses yang alot, akhirnya Bujang ikut bersama Tauke Muda ke ibu kota
provinsi. Tauke Muda tak lain adalah pemimpin salah satu organiasi besar
penguasa shadow economy sekaligus
anak dari sahabat ayah Bujang, Tauke Besar.
Hari-hari
melesat cepat. Di lingkungan barunya Bujang pun tumbuh menjadi seseorang yang
tak hanya kuat serta ditakuti tapi juga cerdas dan jenius. Ia bahkan dapat
menyelesaikan gelar pendidikan master sampai ke negeri Paman Sam. Sebab sejatinya di dalam
tubuh Bujang mengalir darah ibunya yang berasal dari keturunan pejuang syahid
Tuanku Imam dan darah tukang pukul
tangguh dari sang ayah. Bersama Tauke, Bujang berhasil membawa nama Keluarga
Tong sebagai penguasa shadow economy terbesar
di kawasan Asia Pasifik. Ia mampu menyelesaikan konflik-konflik tingkat tinggi
yang Keluarga Tong hadapi. Akan tetapi konflik batinnya sendirilah yang sulit untuk
ia taklukkan.
Buku ini penuh
dengan aksi-aksi menegangkan dan tak luput pula adegan perpisahan yang menyedihkan.
Tokoh-tokoh yang dapat ditemukan dalam cerita juga beragam. Setiap tokoh dideskripsikan
penulis cukup detail. Karakternya unik dan mudah diingat. Sebut saja Frans dari
Amerika, Kopong dan Basyir si tukang jagal, Guru Bushi yang seorang samurai, Santolo
si penembak handal, dan dua ninja bersaudara dari Negeri Sakura. Banyak
kejadian-kejadian tak terduga yang akan kita jumpai, seperti penghianatan
di Keluarga Tong, kepergian orang-orang yang memotivasi hidup Bujang, dan
munculnya Tuanku Imam.
Bahasa yang
digunakan penulis tidak berbelit-belit, tidak terlalu formal dan mudah
dipahami. Alur ceritanya maju-mundur
(flashback). Disertai kalimat-kalimat
Tere Liye dengan pemilihan kata yang baik dan khas seperti novel-novel Tere
Liye lainnya membuat cerita lebih hidup serta menarik untuk dibaca. Buku ini
dapat menginspirasi pembaca, meningkatkan intuisi dan pengetahuan tentang apa itu shadow economy di era modernisasi saat
ini. Pembaca akan larut dalam emosi cerita dan mengerti apa arti kesetiaan pada prinsip hidup, apa
arti pulang sessungguhnya.
“Aku tahu kau
tidak pernah menyentuh setetes pun minuman keras, tidak mengunyah sepotong pun
daging babi dan semua yang diharamkan oleh agama. Perutmu bersih, itulah cara
mamak kau menjagamu agar tetap dekat saat panggilan pulang telah tiba”… (hlm. 341)
..“Sungguh,
sejauh apa pun kehidupan menyesatkan, segelap apa pun hitamnya jalan yang
kutempuh, Tuhan selalu memanggil kami tuk pulang.” (hlm. 400)
Sejak awal
penerbitannya di bulan September 2015, buku ini telah empat kali naik cetak dan
mendapat gelar best seller. Sampulnya menarik. Eye
catching dengan gambar sunset dari
balik robekan kertas dan typografi seperti huruf disayat menggambarkan isi dari
novel.
Namun terdapat
beberapa kekurangan dalam buku ini. Yaitu setiap adegan terlihat
seolah-olah seluruh tokohnya hanya menggunakan bahasa Indonesia. Padahal banyak
sekali kita jumpai tokoh-tokoh internasional. Sebaiknya perlu penambahan dialog
bahasa asing untuk beberapa percakapan tokohnya, terutama saat adegan di luar negeri. Seperti novel “RINDU” karya Tere Liye lainnya yang
menambahkan Bahasa Belanda dalam beberapa percakapan. Dan
lebih baik jika terdapat catatan kaki untuk memperjelas maknanya. Kemudian terlalu
banyak alur maju mundur sehingga bagi pembaca pemula akan butuh waktu lebih untuk memahami cerita
dengan baik.
Terlepas dari
kelebihan dan kekurangan tersebut, secara keseluruhan buku ini sangat relevan
dan recommended untuk dibaca. Cocok untuk semua kalangan,
khususnya Anda yang berada jauh dari kampung halaman atau sedang membutuhkan
teman bacaan sambil beristirahat sejenak dari
hingar bingar suasana politik negeri ini. Jadi tunggu apalagi, segera miliki bukunya!.





















