Minggu ini awal kuliah pra UAS
telah dimulai. Beberapa nilai hasil UTS kemarin akan segera dibagikan.
Harap-harap cemas selalu saja muncul di kepala. Ini bukan hari penerimaan raport yang diselingi
makan-makan seperti saat masa SD. Dimana
orang tua datang bersama anaknya dan beliau akan tersenyum senang kala raport
anaknya tak ada tulisan merah.
Ini Cuma pembagian nilai biasa. Sama
seperti Ulangan Harian di SMP atau SMA.
Namun tak bisa dipungkiri rasa deg-degan tetap saja muncul.
Hasil pun diumumkan. Nilai mata
kuliah terpampang jelas.Tak ada yang disembunyikan lagi. Ada beberapa yang
hanya berupa nominal saja ada juga yang berikut lembar pengerjaan. Hm… Nilaiku
bervariasi. Aku sendiri bingung mengapa hasilnya seperti ini. Prediksiku banyak
yang meleset.
Tersadar inilah jalan kehidupan.
Banyak hal yang tak terduga dalam hidup, peristiwa yang tidak mudah untuk ditebak.
Sama halnya dengan pencapaianku di UTS kali ini. Terkadang nilai yang kita
harapkan, yang kita yakinkan maksimal, hasilnya malah terbalik. Begitu pula
dengan nilai yang kita anggap akan rendah atau biasa-biasa saja, terkadang malah
berujung memuasakan.
“ Itulah seni dalam kehidupan
kawan. Dunia tidak akan indah tanpa seni. Toh kita takkan merasa hambar jika
hari-hari tidak monoton, penuh dengan warna, baik terang ataupun gelap.
Bersyukurlah! jangan hanya melihat ke atas saja. Tengoklah ke bawah sesekali, mungkin
kau akan sadar betapa besar nikmat dari-Nya yang tiada habis-habisnya. Ayo
berjuang!”
Kurang lebih seperti itulah gumamku
yang mencoba membangkitkan semangat dalam diri.
Akhir pekan masih seperti biasa.
Sabtu pagi aku berangkat ke kampus pukul enam lewat sedikit. Aku baru ingat
hari ini beberapa mahasiswa akan diwisuda. Mereka akan menamatkan pendidikannya
di kampus tercinta. Mereka akan mencicipi rasanya menjadi sarjana. Buah kerja
kerasa yang telah mereka tempuh baik itu yang tiga setengah tahun, empat tahun,
ataupun yang lebih.
Tiba Di kelas kuambil kursi kedua
dari depan dan duduk santai menunggu dosen segera tiba. Sejam berlalu , nampaknya
dosen yang mengajar hari ini tidak masuk. Kelas juga sudah mulai sepi. Beberapa
teman meninggalkan ruang kelas. Karena sudah tak tahan, akau pun kembali menuju
asrama. Kamar memang selalu menjadi tempat yang nyaman.
Kucoba membagikan apa yang
kurasakan hari ini lewat kicauanku di jejaring facebook.
Lagi-lagi. Status seperti ini
memang banyak mengundang komentar dari teman-teman fb. Saya tak bermaksud
mencari sensasi. Biar saya tegaskan, saya hanya mencoba menuangkan apa
yang saya rasakan hari ini lewat sebuah
tulisan.
Hingga salah salah seorang wanita
teman berkomentar.
“Baru aku tahu kalau kamu itu
orangnya alay!”tukasnya.
Meski sedikit tersinggung, aku
hanya tersenyum. Terima kasih Kawan, itu ku anggap kritik yang membangun. Aku
memang pemula. Pengetahuanku masih sedikit tentang sastra. Lirik yang kutulis
tak semanis buatan ahlinya.
Aku sadar tidak mudah untuk
mengerti sebuah prosa. Sastra memang dinamis dan subjektif, tergantung pada
pribadi tiap individu yang menilainya. Ini bukan sains. Ini hanyalah sebuah
prosa. Tak banyak orang dapat membedakan
mana prosa mana yang bukan. Entah aku yang sok puitis atau kamunya yang minim
pemahaman tentang seni sastra. Ah sudahlah, tak usah dijadikan wacana. Tuduhanmu
kan kuanggap angin lalu yang sepoi.
Hari sudah hampir siang. Acara
wisuda juga hampir selesai. Para wisudawan dan wisudawati akan segera di arak
oleh himpunan jurusan masing-masing ataupun UKM-nya.Dan Salah satu kebanggaan
buat kami ialah ketua dan wakil ketua UKMS bertepatan di wisuda pada hari ini.
Meski berbeda jurusan tapi mereka berdua adalah orang yang hebat. Bersamaan lulus
tiga setengah tahun, sama-sama menorehkan banyak prestasi dan IPK yang
memuaskan.
“Keren Kak, kalian luar biasa!”
gumamku.
Aku yang masih berbaring di
tempat tidur setengah berkhayal sempat berpikir. Mungkinkah aku bisa seperti
mereka. Lulus tepat waktu dengan pencapaian yang mengagumkan. Orang tua mana
yang tidak bangga memiliki anak seperti mereka.
Namun buatku, ketakutan tetap
saja ada. Aku takut di kemudian hari, jalan yang kupilih hanya menyisakan
penyesalan. Aku takut tak bisa berkarya, memberikan sebuah yang berarti buat
institusi tempatku bernaung. Aku takut hanya menjadi mahasiswa yang numpang
lewat di tempat ini. Tanpa jejak tanpa karya.
Aku sadar, usahaku mungkin banyak
yang belum maksimal, ibadahku masih terbilang kurang, dan waktuku banyak yang
tersita oleh hal sia-sia. AKu hanya berusaha memotivasi diri sendiri.
Mensyukuri apa yang kuterima hari ini. Berprasangka baik kepada Sang Pencipta. Berusaha
menepati janji bahwa minimal, kau harus bisa seperti mereka. InshaAllah.
Aamiin. Ingin sekali ku mendegar prosa kehidupan kakak-kakak ini yang telah
berhasil sampai pada titik ini.
“Pesan dari kami, jangan lupa kelak jika engkau pulang dari negeri angin
di atas awan. Ceritakanlah kepada kami bahwa air laut itu asin, Kawan.”
Oceh salah seorang senior 2013 di
grup LINE melengkapi suasana hari ini.
Sabtu, 28 Maret 2015
Mereka yang segera wisuda (Kak Isjhar dan Kak Agil).
No comments:
Post a Comment