Sunday, 27 September 2015

Beranjak



Memang betul, tanpa terasa waktu terkadang begitu cepat berlalu. Serasa baru saja kemarin aku tamat SMA toh nyatanya sebentar lagi aku akan menjadi kakak tingkat. Tahun kedua di bangku kuliah. Tepatnya sehari lagi, diamana kuliah perdana semester tiga akan dimulai. Aku akan segera punya adik kelas. Haruskah aku senang atau sedih? Lupakan!

Hari ini di akhir Agustus, kakiku telah kembali ke tanah rantau. Setelah setahun sebagai mahasiswa baru tinggal di asrama, Kali ini aku berdomisili disalah satu kosan dekat kampus. Sebuah kamar kecil berukuran hampir 3x4 meter. Dengan barang-barang kosan yang masih belum tertata rapih pun internet belum terpasang sesuai harapan, kusempatkan menulis ini.

Di saat akun medsos teman-teman kampus sedang ramai membahas tentang perkuliahan.
“Besok kuliah? Beneran besok kuliah?” atau “ah apa Cuma gue yang ngerasa libur tiga bulan itu belum cukup” atau tentang wacana maba-miba cakep di kampus. aku malah berpikir tentang diriku. Tepatnya targetku di tiga bulan ini banyak tak tercapai. Namun sesekali juga aku tak luput dari perkuliahan. meski hanya sepintas. Mungkin ini juga salah satu hal yang membuat tubuh malas keluar rumah. Mungkin.

Yah, menurutku ini kali kedua dalam hidup. Dimana libur panjang dapat membuat terlena. Bermalas-malasan dan kurang produktif. Dan kusadari, aku juga terkena dampaknya beberapa persen. Kuharap tak cukup setengahnya.

Di lain hal, liburan yang baru saja akan berakhir ini memang mengesankan. Akhirnya obsesi pergi ke tempat-tempat eksostis di kampung halaman ataupun kampung orang dapat kesampaian. Namun entah mengapa selalu saja ada yang mengganjal. Sebut saja flashback ke bulan yang sama di tahun lalu… ah sudahlah aku tak mau membahasnya. Sebab jika masalah tak di besar-besarkan tentunya akan mengecil seiring berjalannya waktu.

Hanya saja liburan kemarin luka lamaku yang nyaris sembuh seperti terbuka kembali. Bukan apanya, luka itu ada turut campur tangan salah seorang sahabat terbaikku. Entahlah, mungkin kau sedang butuh sesuatu dan seseorang yang memotivasi tuk segera bangkit dari tidur tak lelap ini.

Positif dan berpikir positif terus kulakukan. Banyak hal baru segera tiba. Lalu saat aku acuh kucoba tanyakan diri sendiri.

Kemana jati dirimu yang semangat saat pertama ke tanah rantau?

Bukannya kau suka tantangan?

Kan kau dulu pernah berjanji pada dirimu sendiri? Pun orang-orang tersayang?

Lalu mimpimu mau dikemanakan?

Apa hanya sebatas angan?

Satu jawaban. Aku sedang menunggu datang terang. Pikiran dan perasaanku sedang terbelenggu kekhawatiran. Aku tahu aku harus segera beranjak. Dan kuyakin rasa sesak saat mimpiku semakin tinggi dan usahaku hanya bergerak melambat dapat segera meningkat.


Kostan, Agustus 2015

No comments:

Post a Comment