Kita beralih ke sisi lain.
Diam-diam, di antara kita ada yang kehilangan cinta alias hidupan gairah dalam hidupnya. Dengan nada
putus asa, ia pun memaki-maki dirinya:
-
Rezeki ku seret.
-
Hidupku tidak nikmat.
-
Aku tidak dicintai.
-
Jodohku entah dimana.
-
Relasi pun tak seberapa.
-
Masa depan terasa suram.
-
Keberhasilan tak kunjung datang.
-
Hasil tak jelas.
-
Nasib begitu-begitu saja.
·
Bukan rezeki yang seret. Mungkin sedekah kita
yang masih seret.
·
Bukan nikmat yang kurang. Mungkin syukur kita
yang masih kurang.
·
Bukan cinta yang salah. Mungkin pemahaman kita
terhadap cinta yang salah.
·
Bukan jodoh yang tidak ada. Mungkin kepantasan
kita yang belum ada.
·
Bukan realasi yang tidak ada. Mungkin integritas
kita yang belum ada.
·
Bukan masa depan yagn suram. Mungkin optimisme
kita yang masih suram.
·
Bukan keberhasilan yang tidak ada. Mungkin
keyakinan kita yang tidak ada.
·
Bukan hasil yang perlu dipertanyakan. Mungkin
kegigihan kita yang perlu dipertanyakan.
·
Bukan nasib yang begitu-begitu saja. Mungkin
ilmu kita yang masih begitu-begitu saja.
Fiuw..! Anda boleh tersinggung
dengan penjelasan di atas, tapi sejujurnya memang begitulah adanya. Nah, adalah
cerdas kalau kemudian anda membuang perasaan tersinggung Anda dan bailk
bertanya, “Lantas mengapa ini bisa terjadi?” Mudah ditebak, karena otak kiri
kita masih sangat mempengaruhi tindakan-tindakn kita. Ringkasnya begini:
Cara kiri:
dicintai dan dikasihi dulu, baru mau
mencintai dan dikasihi
Cara kanan: mencintai dan mengasihi dulu, maka
akan dikasihi dan dicintai
Cara kiri:
dicurahi nikmat dulu, baru mau bersyukur
Cara kana:
bersyukur dulu, maka nikmat akan tercurah
Cara kiri:
rezeki cukup dulu, baru mau bersedekah
Cara kanan:
bersedakah dulu, maka rezeki akan tercukupkan
Cara kiri: jadi hartawan
dulu, baru dermawan
Cara kanan: jadi
dermawan dulu, maka mudahlah untuk menjadi hartawan
Cara kiri:
sukses dulu, baru bahagia
Cara kanan:
bahagia dulu, maka mudah untuk sukses
Cara kiri: masa
depan jelas dulu, barulah optimis
Cara kanan:
optimis dulu, maka masa depan akan lebih jelas
Cara kiri: ada
masalah dulu baru berdoa
Cara kanan:
berdoalah selalu, maka terhindar dari masalah
Cara kiri:
terjadi bencana alam dulu, baru berdonasi sebesar-besarnya
Cara kanan:
berdonasi besar-besaran dulu, maka terhindar dari bencana
Cara kiri: Nabi
Muhammad dihina dulu, barulah kaum muslim bersatu
Cara kanan: Kaum
Muslim bersatu dulu, maka tidak akan ada yang menghina Nabi Muhammad.
Dikutip dari buku Muslim Milyoner karangan Ipho Santosa.
No comments:
Post a Comment