Namanya Yessi Permana, salah
seorang dosen kimia dengan gelar S3 yang mengajar di kelas saya TT-38-05. Ya.Sejak pertama bertemu, romannya
memang agak killer tapi semua itu
hanya angan-angan belaka setelah beliau membuka suasana kelas dengan gelak tawa
para mahasiswa. Hehe..
Beliau sempat menyampaikan cerita
pengantar bahwa dirinya dilahirkan di Pulau paling timur nusantara tepatnya di
Papua, kalau tak salah namanya daerah Biak. Delapan tahun di kota kecil di
sebuah pulau di Kalimantan Selatan yang katanya jarang sekali di temukan dalam
peta. Setelah lulus SMA, beliau melanjutkan pendidikan strata satu di kota
pelajar Yogyakarta tepatnya Kimia UGM.
Meskipun begitu, perjuangan
beliau untuk masuk ke UGM ini tidak selancar yang saya kira. Rupanya beliau
harus menerima kegagalan di tahun pertama dan harus mencoba tahun berikutnya
dengan persiapan bimbel bersama kakak mahasiwa UGM di lingkungan kost.
Tak pernah ada niat dalam benak
beliau untuk terjun ke jurusan ini. Namun seiring berjalannya waktu, kerap kali
bergaul dan belajar di lingkungan mahasiswa yang hampir 90 persen mengambil
jurusan kimia, akhirnya beliau tertarik dengan dunia perkimiaan sehingga turut
mengambil jurusan yang sama pada saat mencoba ikut UMPTN di tahun kedua dan
akhirnya berhasil. Alhamdulillah.
Kalimat masih sulit saya lupakan
di pagi itu “saya melanjutkan S2 di jepang tepatnya di sebuah universitas kecil bernama Chiba University.
Dan setelah selesai, agar tidak di nilai udik saya mencoba melanjutkan S3 di
Tokyo University. Setelah itu saya juga sempat bekerja di salah satu Perusahaan
Kimia Jepang dan menjadi TKI (Tenaga Kerja Intelektual) . Setelah kembali di
Indonesia, sekarang sekarang saya menjadi dosen tetap di ITB karena ITB lebih
memilih saya di bandingkan UGM sendiri.” Ucap beliau disambut tepuk tangan dan
tawa para mahasiswa.
Ya.. ini membuat saya yakin beliau
ini orang yang luar biasa dan berkualitas. Bukan hal mengerankan lagi kalau
beliau juga mengutarakan bahwa dirinya sudah melanglang buana ke luar
negeri seperti Jerman, California US, dan
Jepang. Saya tak ragu Pak!
Banyak motivasi dan inspirasi
yang bisa saya dapatkan dari dosen yang satu ini. Saya dan mungkin beberapa warga kelas TT 38 05
merasakannya.
“ tidak perlu minder dengan orang di luar
sana. Jangan karena anda memlilih ITB dan ITB tidak memilih anda sehingga
membuat anda tidak bersemangat. Berusahalah mencintai pelajaran yang anda
dapatkan dan siapkan diri untuk menjadi tenaga kerja yang ahli. Karena tidak ada
jaminan bahwa sepuluh tahun mendatang anda akan bekerja di bidang yang sama dengan
jurusan yang anda pilih. Tapi dengan pola pikir dan skill yang anda miliki
tentu anda bisa di tempatkan di bidang apapun itu.” Salah satu ucapan beliau
memotivasi kami.
Sampai hari ini menjelang UAS
yang sudah dekat, aura Bapak Dosen cool yang
satu ini semakin jelas saja. Semakin jelas bahwa dirinya adalah salah satu dosen
yang mumpuni dengan tingkat bahasa dan retorika beliau yang cukup saya senangi.
Semakin jelas kenyamananya dalam berkomunikasi dengan mahasiswa di dalam kelas.
Kami selalu enjoy tiap kali ada kelas
kimia meskipun materinya semakin woow. Anak-anak
TT 05 tak jarang dan tak sedikit yang membicarakan beliau.
Banyak yang bisa kami dapatkan
dari beliau. Kata-kata yang sangat akrab di telinga di kala beliau mengajar
ialah “common sense” . hehe...memangkata
itulah yang tak pernah absen dari kelas kimia.
Semoga ini adalah awal yang baik mengingat
Kimia adalah pelajaran yang saya kurang senangi sewaktu SMA. Meskipun beranjak
dari hasil UTS kemarin yang kurang memuaskan, saya berharap pencapaian UAS akan lebih maksimal
lagi. Khususnya pelajaran kimia. Aamiin.
Jika anda tidak menyukai pelajaran saya, itu
tak masalah. Silahkan buang saja bagian kimianya dan ambil logical thingkingnya
saja. Saya tidak akan memaksa anda mencintai pelajaran kimia tapi bagaiamana
mengajarkan anda common sense.
Yessi permana

No comments:
Post a Comment