Hari ini Minggu malam, 23
November 2014. Sejujurnya saya ingin mengingat kembali di tanggal yang sama
tahun kemarin saya berada dimana, dengan siapa, sedang berbuat apa?. Namun
sepertinya itu tak mudah. Ya sudah, yang tahu mohon ingatkan saya. :D
Waktu memang misterius. Kadangkala
ada moment yang membuat kita bahagia dalam nada ataupun sedih dalam lirik. Tapi
apapun itu.. minumnya tetap Bersih Darah Kembang Bulan.hehe... Tak perlu
berpanjang lebar, saya ingin berbagi pengalaman hari ini bertemu dengan salah
satu kakak yang menginspirasi. Yuup.. siapa dia?.
*Beberapa jam sebelumnya*
“ Kalender tanggal berapa
sekarang?” tanyaku dalam kemalasan tuk bangkit dari tempat tidur.
“ Woii kalender! Jawab dong!”
rupanya saya baru ingat kalau dia bisu. Angkat badan perlahan, kutatap almanak itu
di sudut kamar dalam dalam, lebih dalam lagi, semakin dalam hingga saya
terjatuh ke alam bawah sadar, Hm..rupanya ini akhir pekan. Ternyata sekitar
sebulan lagi masa perkuliahan semester ganjil akan berakhir dan siap menghadapi
“babak final”. Hidup sebagai mahasiwa akan genap satu semester.
Akhir pekan ini begitu krusial
buat saya. Banyak acara bekesan yang harus bertabrakan. Sebagai mahasiswa kita
dituntut untuk dapat memenej waktu dengan bijak. Inilah yang membuat galau dan
bimbang. Ketika harus jatuh di beberapa pilihan sulit yaitu ISLAH, SES, UKMS - PSITB.
Semua acaranya berlangsung mulai sabtu sampai minggu. Ketiganya sangat menguras
banyak waktu dan tenaga. Kejadian seperti inilah yang membuat kita semakin
terlatih tuk patah hati. Eh..terlatih apa ya bagusnya??
Usut punya usut, saya harus mengorbankan
ses dan islah. Luruskan niat yuk ikuti acara Unit Kegiatan mahasiswa Sulawesi
(UKMS) Universitas Telkom malam harinya. Kemudian esok paginya berangkat ke
Pasar Seni ITB. Acara empat tahunan sekali dari Fakultas Seni Rupa dan Desain
(FSRD) ITB. Semoga saja lancar dan menyenangkan. Pikirku masih dalam suasana
kebimbangan.
Yuup...Sabtu
malam acara dimulai dengan lomba PES dan domino. Semua berjalan biasa saja dan
pastinya selalu di hiasi yang namanya “ngaret”. Budaya ini semakin lama semakin
membahana saja. Tepat jam satu malam lewat sedikit, acara nobar (nonton bareng)
dimulai. Para fans dari tiap kubu tim sepak bola datang dengan gagahnya
menggunakan jersey kebanggan tim andalannya. Namun ada beberapa pula meskipun
bukan tim jagoannya yang bertanding, jersey tim andalan tetap melekat di badan.
Babak pertama selesai. Mata mulai
lelah dan lapar melanda. Teringat esok hari harus bangun pagi, akhirnya saat
dan beberapa orang teman meminta izin dan balik ke asrama. Semoga siapapun tim
yang menang jagan sampai ricuh apalagi anarkis yah.
Arloji menunjukkan pukul sepuluh
pagi lewat sedikit waktu Indonesia Barat. Saya menelpon beberapa sahabat untuk
berangkat bareng. Namun sepertinya tak sesuai rencana. Ada yang sudah duluan ke
TKP, ada yang masih bergelut dengan bantalnya, ada yang acara keluarga, ada
yang mau sakit katanya. Ah.. sepertinya
jalan sendiri lagi.
Dengan penuh pertimbangan,
akhirnya bertolak juga dari kampus Telkom University. Bersama kuda besi pinjaman
yang alhamdulillah bahan bakarnya
penuh. Saya menempuh perjalanan sendiri berharap setelah tiba di sana dapat
bertemu kawan-kawan atau siapalah yang membuat berkesan.
Hujan tak urung jua menghiasi
perjalanan. Padahal baru saja langit terlihat cerah, dengan sengaja hujan turun
menyerbu. Tak ada jas hujan, terpaksalah harus singgah dulu berteduh di pinggir
pertokoan. Untung saja Kampus Gajah sudah dekat.
To be continued.....
No comments:
Post a Comment