Thursday, 20 November 2014

Rejeki Tak Terduga

Alkisah ada seorang perempuan tua yang sangat kuat beribadah. Pekerjaannya sehari-hari adalah membuat tempe dan menjualnya di pasar. Ini merupakan satu-satunya sumber pendapatannya untuk membiayai hidup.

Pagi itu, sebagaimana biasa, sebelum berangkat menuju pasar, dia memeriksa semua tempe yang dibuatnya. Dia tersadar bahwa tempe yang dibuatnya hari itu masih separuh jadi. Proses fermentasinya belum selesai. Diperiksanya beberapa bungkusan yang lain. Ternyata kesemuanya belum jadi. Perempuan tua itu merasa amat sedih sebab tempe yang masih belum jadi pastinya tidak akan laku dan tidak akan ada rezekinya pada hari itu. Dalam suasana hatinya yang sedih, dia teringat akan firman Tuhan yang menyatakan bahwa Tuhan dapat melakukan apa saja yang Tuhan kehendaki, bahwa bagi Tuhan tak ada yang mustahil. Lalu dia pun mengangkat kedua tangannya sambil berdoa, “Ya Tuhan, aku mohon kepadaMu agar kacang kedelai ini menjadi tempe”, begitulah doa ringkas yang dipanjatkan dengan sepenuh hatinya. Dia sangat yakin bahwa Tuhan pasti mengabulkan doanya.

Dengan tenang perempuan tua itu menekan-nekan bungkusan bakal tempe dengan ujung jarinya dan dia pun membuka sedikit untuk menyaksikan keajaiban kacang kedelai itu menjadi tempe. Namun, dia termenung seketika sebab kacang kedelai itu masih seperti semula. Namun dia tidak putus asa, sebaliknya berfikir mungkin doanya kurang jelas didengar oleh Tuhan. Maka dia pun mengangkat kedua tangannya semula dan berdoa lagi. “Ya Tuhan, aku tahu bahwa tiada yang mustahil bagiMu. Bantulah aku supaya hari ini aku dapat menjual tempe. Aku mohon agar kacang kedelaiku ini menjadi tempe”.

Dengan penuh harapan sekali lagi dia membuka sedikit bungkusan itu. Apakah yang terjadi? Dia termangu karena tempenya masih tetap begitu! Sementara itu matahari pun semakin meninggi sudah tentu pasar telah ramai didatangi orang. Bagaimanapun karena keyakinannya yang sangat tinggi dia putuskan untuk pergi ke pasar membawa barang jualannya itu.

Perempuan tua itu pun berserah pada Tuhan dan meneruskan pergi ke pasar sambil berdoa dengan harapan apabila sampai di pasar semua tempenya akan masak. Dia berfikir mungkin keajaiban Tuhan akan terjadi semasa perjalanannya ke pasar. Di sepanjang perjalanannya dia tetap tidak lupa membaca doa di dalam hatinya.

Sesampainya di pasar, segera ia meletakkan barang-barangnya. Hatinya yakin dengan tempenya sekarang sudah jadi. Dengan hati yang berdebar-debar di membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi? Tempenya masih belum jadi!! Dia pun kaget seketika lalu menarik nafas dalam-dalam. Dalam hatinya sudah mulai sedikit kecewa dan putus asa kepada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Dia merasakan Tuhan tidak adil. Dia akhirnya hanya duduk saja tanpa memamerkan barang dagangannya sebab dia merasa tiada yang akan membeli tempe yang baru separuh jadi. Sementara itu hari sudah mulai sepi, para pembeli sudah mulai kurang.

Tiba-tiba dia dikejutkan oleh teguran seorang wanita. “Maaf Bu, saya mau nanya, disini ada ngga yah yang menjual tempe yang  belum jadi? Dari tadi saya sudah keliling pasar ini untuk mencarinya tapi tidak dapat”. Dia termenung dan terheran-heran seketika, sebab sejak bertahun-tahun menjual tempe, tidak pernah seorang pun pelanggannya mencari tempe yang belum jadi. Sebelum dia menjawab sapaan wanita di depannya itu, cepat-cepat di berdoa di dalam hatinya
“ Tuhan, saat ini aku tidak mau kacang kedelai ini menjadi tempe. Biarlah seperti semula”.
Sebelum dia menjawab pertanyaan wanita ini, dia membuka sedikit daun penutup tempenya. Alangkah leganya, ternyata memang benar tempenya masih belum jadi! Wanita itu pun memborong habis semua tempenya yang belum jadi itu.


Wanita itu menjelaskan bahwa anaknya yag berada di kota lain senang sekali tempe dari kampung ini. Tapi karena jaraknya jauh, ia ingin yang belum jadi agar sesampainya di sana tempe sudah jadi. Kalau dikirim tempe yang sudah jadi, sampai di tempat anaknya, tempe sudah berubah dan kurang enak.
Perempuan tua itu pun keheranan dan berfikir rupa-rupanya doanya sudah dikabulkan oleh Tuhan dengan cara yang berbeda. “Terima kasih Tuhan”

“Jika engkau meningikan sesuatu, mintalah pada Tuhan! Agar keinginan anda benar-benar terwujud, teruslah meminta sampai dapat”, kata Pak Ustad.

Ya...dari kisah ini kita dapat membayangkan, jika si permpuan tua itu hidup hanya dengan logika, tentuya ia mengurungkan niat ke pasar, degan alasan logis: mana mungkin ada orang mau beli tempe belum jadi. Jadi lebih baik esok hari ke pasar dimana tempe sudah jadi.

Hidup memang tidak selalu mengikuti urutan  logika kawan, apalagi ini soal rejeki. Sudah terbukti, rejeki bukan suatu yang bisa dipaksakan. Sama-sama orang cerdas, tidak berarti rejekinya sama. Orang dengan kecerdasan rendah juga tak harus hidup dalam kemelaratan.

Untunglah ada panduan agama, sehingga segala hal yang tidak logis dapat dijelaskan dengan logika agama. Terkadang, bukannya tidak logis melainkan logika manusia belum sampai pada tataran yang disampaikan agama.

Keberuntungan seorang perempuan tua terjadi karena kekuatan pikiran untuk menarik energi positif. Dalam kisah ini kita melihat banyak orang sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan sewaktu berdoa, padahal sebenarnya Tuhan yang maha memberi lebih mengetahui apa yang kita perlukan dan apa yang terbaik untuk diri kita.

Berdoa dan meminta kepada Tuhan pertanda kita punya kehendak baik. Kehendak dan cita-cita itu sendiri pertanda kita berada di jalur jalan yang jelas. Itu artinya ketika kita berdoa, kita menarik energi untuk meringankan beban.

Senantiasalah berdoa dalam menjalani “kerja keras” sehari-hari. Jangan sekali-kali berputus asa terhadap apa yang dipinta. Tuhan akan mengabulkan doa kita sesuai rancanganNya yang mungkin di luar jangkauan kita.
Kita tidak perlu menyusun skenario ketika kita meminta karena Tuhan memiliki skenario yang lebih tepat buat kita.



Dikutip dari sumber:  Suharno Bambang.2011.Kumpulan Artikel Motivasi Jangan Pulang Sebelum Menang Kiat Sukses Kehidupan dan Kepemimpinan. Jakarta. Gita Pustaka.


No comments:

Post a Comment