Saturday, 11 October 2014

Masa



Begitu banyak kisah tentang masa sekolah . Sama halnya kisah ini. Masa Putih merah, putih biru dan putih abu-abu telah usai namun cerita di dalamnya mungkin takkan pernah hilang di ingatan.  Semua akan terangkul kembali dikala sendiri gudah gelisah bercampur aduk, dan hanya sahabat yang kadangkala membuat suasana kembali.

Kini saya baru saja lulus di Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Bulukumba. Sekolah yang memberi banyak pelajaran berarti dan cerita panjang yang terangkai dalam peristiwa-peristiwa berharga di dalamnya. Masih teringat disaaat pertama kali melangkahkan kaki di gerbang sekolah ini, sebagai pendatang di kampung halaman sendiri tentu tak ada seorang pun yang saya kenali kecuali seorang sepupu dan kepala sekolah yang pada saat itu belum di ganti yg kebetulan masih ada hubungan keluarga. Memang saya dilahirkan di kota ini, Bulukumba tapi 15 tahun awal hidup saya di habiskan di sebuah desa kecil tempat transmigrasi  tepatnya Desa Parabu, Kec. Baras, Kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Panjang banget yah nulis alamatnya...haha!. Sebuah  Daerah yang masih dihiasi banyak hutan-hutan kecil. Entahlah saya dengar sekarang sudah mulai berkembang dan nama serta isinya telah banyak yang berubah.

Tahun 2002 saya memulai pendidikan di SDI 009 Parabu. Sekolah kecil sederhana namun bisa dikatakan paling bahagia disini. Masa ini pulalah yang bagaikan berotasi 360 derajat dengan generasi sekarang. Masih teringat dmana Kita masih bisa bermain hingga larut, memanjat pohon jambu dan kedondong di belakang kelas, memancing ikan, bersepeda bareng, memanen buah coklat bersam pak guru,berpetualang di kebun-kebun mencari buah-buahan, mandi-mandi di sungai maupun rawa,menikmati permainan tradisional masa kecil, menonton televisi seharian baik itu film di hari minggu atau kaset VCD sewaan, mendengar lagu-lagu melalui kaset pita yang diputar di radio tape, tak ada handphone tak ada smartphone, internet apalagi.  Sangat sederhana namun senyum yang tercipta  begitu bermakna. Melihat kenyataan sekarang, saya begitu bersyukur di lahirkan di tahun 90-an. Oh ia.. satu hal yang sulit untuk saya lupakan yaitu acara makan-makan tiap kali penerimaan rapor penaikan kelas, hehe.. moment ini salah satu yang paling saya tuggu-tunggu. ;D

Setelah tamat SD, ada niat untuk melanjutkan Sekolah Menengah pertama di Ibu kota Provinsi Mamuju. Tapi memang keadaan belum memungkinkan, saya belum bisa mandiri masih sangat diragukan oleh orang tua. Akhirnya saya mendarat di SMPN 4 Pasangkayu, sebuah sekolah yang menurut saya tak buruklah dalam menghiasi perjalanan hidup ini.  Yah masa putih biru di mulai di sekolah ini yang Letaknya di desa Lilimori kec. Baras, berjarak  sekitar 3-4 kiloan dari rumah. Karena SMP pada saat itu jumlahnya sangat sedikit tentu para siswa berasal dari desa desa yang berlainan mulai dari setiap penjuru desa se kecamatan bisa di bilang lengkap di dalamnya.Tiap pagi berangkat pukul 7 kurang 10 menit melintasi jalur yang penuh dengan hamparan kebun kelapa sawit, jalanan yang masih berupa kerikil pasir dan lubang. Dikala kemarau bagaikan badai pasir berdebu jika melintas dan di kala penghujan lubang-lubang bagaikan kolam adonan lumpur. Begitu tak mengenakkan namun sampai saat ini saya masih merasa bahagia bila mengenangya. Mungkin butuh waktu berminggu-minggu untuk menuliskan segala kisah tentang cerita menarik di dalamnya. Proses pembelajaran mungkin mulai ada yang berubah namun saya sudah mampu melakukan penyesuain saat itu. Masa ini pula tak mudah untuk saya lupakan karena disinlah saya merasakan pertama kali cinta pertama itu. Haha...jadi malu :D. Penghujung masa itu telah tiba. Tepatnya 2011, kami tamat dan para kolega pasti akan melajutkan ke jenjang selanjutnya di sekolah yang berbeda beda. Ada yang ke kota Palu,  Ke kampung halaman ( termasuk saya),Ke pulau jawa, Makassar, dan ada pula yang tetap di tempat ini sebab SMAN 3 Pasangkayu hanya berjarak 10 meter dari SMPN 4. Hehe

Waktu bergulir, masa SMA itu pun tiba.Di mulai dengan terdampar di kelas X.6 pada semester pertama bersama kawan-kawan yang gokil abis. Rasa acuh terhadap pelajaran itu pun muncul entah karena lingkungan kelas yang berada di kelas bawah, merasa kurang mampu bersaing dengan kelas atas entahlah itu. Yah memang disini saya harus beradaptasi lebih kuat. Meskipun tanah kelahiran sendiri tapi teman dari SMP tak ada sungguh miris bukan.Yah, mungkin memang orang -orang bulukumba itu dasarnya yang peramah, buktinya sudah banyak saja kawan kenalan di hari pertama. Senang rasanya lahir di tanah ini. Jadi pede nih..hehe
Awal yang begitu biasa biasa saja terasa semakin berubah setelah di tahun kedua apalagi tahun ke-3. Setelah menginjakan kaki di kelas XI tentu kawan baru muncul lagi dan inilah yang saya rasa generasi emas pada saat itu. Buktinya kelas kami dapat meraih juara umum porseni dua tahun berturut-turut. Begitu manis rasanya.haha.. SO PROUD.Meski kisah percintaan di masa putih abu-abu ini tak seindah yang kemarin ( deh,, apa maksudna ini ??) tapi persahabatan disini begitu menyenangkan.

Tiga tahun penuh cerita tibalah kami di penghujung tahun 2014.Bersama segenap kawan- kawan atlantis kami mulai merangkai impian masing-masing. Tentu ini bukan akhir, inilah awal yang akan kita jalani bersama meski itu di tempat berbeda. Jalan yang akan kita lalui tak lagi sama, teman di sebelah  tak lagi sama, proses tak lagi bersama-sama namun tetap satu tujuan. Dan di awal Oktober 2014 ini kami telah berada di Perguruan Tinggi masing-masing dan telah menjalani masa perkuliahan sebagai mahasiswa baru. Yah.. mungkin beberapa sahabat sudah sesuai dengan di cita-citakan dan mungkin beberapa pula yang sebaliknya. Keep calm kawan, tak perlu ragu dan berdiri bag terinjak.  Be positive ini bukan kebetulan, Dia telah mengatur latar tempat buat kita sejak awal. Semoga kita kembali di pertemukan di waktu yang akan datang dalam suasana bahagia penuh cerita.InsyAllah Aamiin...

No comments:

Post a Comment