Begitu banyak kisah tentang masa
sekolah . Sama halnya kisah ini. Masa Putih merah, putih biru dan putih abu-abu
telah usai namun cerita di dalamnya mungkin takkan pernah hilang di
ingatan. Semua akan terangkul kembali
dikala sendiri gudah gelisah bercampur aduk, dan hanya sahabat yang kadangkala
membuat suasana kembali.
Kini saya baru saja lulus di
Sekolah Menengah Atas Negeri di kota Bulukumba. Sekolah yang memberi banyak
pelajaran berarti dan cerita panjang yang terangkai dalam peristiwa-peristiwa
berharga di dalamnya. Masih teringat disaaat pertama kali melangkahkan kaki di
gerbang sekolah ini, sebagai pendatang di kampung halaman sendiri tentu tak ada
seorang pun yang saya kenali kecuali seorang sepupu dan kepala sekolah yang
pada saat itu belum di ganti yg kebetulan masih ada hubungan keluarga. Memang
saya dilahirkan di kota ini, Bulukumba tapi 15 tahun awal hidup saya di
habiskan di sebuah desa kecil tempat transmigrasi tepatnya Desa Parabu, Kec. Baras, Kabupaten
Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat. Panjang banget yah nulis
alamatnya...haha!. Sebuah Daerah yang
masih dihiasi banyak hutan-hutan kecil. Entahlah saya dengar sekarang sudah
mulai berkembang dan nama serta isinya telah banyak yang berubah.
Tahun 2002 saya memulai
pendidikan di SDI 009 Parabu. Sekolah kecil sederhana namun bisa dikatakan
paling bahagia disini. Masa ini pulalah yang bagaikan berotasi 360 derajat
dengan generasi sekarang. Masih teringat dmana Kita masih bisa bermain hingga
larut, memanjat pohon jambu dan kedondong di belakang kelas, memancing ikan,
bersepeda bareng, memanen buah coklat bersam pak guru,berpetualang di kebun-kebun
mencari buah-buahan, mandi-mandi di sungai maupun rawa,menikmati permainan
tradisional masa kecil, menonton televisi seharian baik itu film di hari minggu
atau kaset VCD sewaan, mendengar lagu-lagu melalui kaset pita yang diputar di
radio tape, tak ada handphone tak ada smartphone, internet apalagi. Sangat sederhana namun senyum yang
tercipta begitu bermakna. Melihat
kenyataan sekarang, saya begitu bersyukur di lahirkan di tahun 90-an. Oh ia..
satu hal yang sulit untuk saya lupakan yaitu acara makan-makan tiap kali
penerimaan rapor penaikan kelas, hehe.. moment ini salah satu yang paling saya
tuggu-tunggu. ;D
Setelah tamat SD, ada niat untuk
melanjutkan Sekolah Menengah pertama di Ibu kota Provinsi Mamuju. Tapi memang
keadaan belum memungkinkan, saya belum bisa mandiri masih sangat diragukan oleh
orang tua. Akhirnya saya mendarat di SMPN 4 Pasangkayu, sebuah sekolah yang
menurut saya tak buruklah dalam menghiasi perjalanan hidup ini. Yah masa putih biru di mulai di sekolah ini
yang Letaknya di desa Lilimori kec. Baras, berjarak sekitar 3-4 kiloan dari rumah. Karena SMP pada
saat itu jumlahnya sangat sedikit tentu para siswa berasal dari desa desa yang
berlainan mulai dari setiap penjuru desa se kecamatan bisa di bilang lengkap di
dalamnya.Tiap pagi berangkat pukul 7 kurang 10 menit melintasi jalur yang penuh
dengan hamparan kebun kelapa sawit, jalanan yang masih berupa kerikil pasir dan
lubang. Dikala kemarau bagaikan badai pasir berdebu jika melintas dan di kala
penghujan lubang-lubang bagaikan kolam adonan lumpur. Begitu tak mengenakkan
namun sampai saat ini saya masih merasa bahagia bila mengenangya. Mungkin butuh
waktu berminggu-minggu untuk menuliskan segala kisah tentang cerita menarik di
dalamnya. Proses pembelajaran mungkin mulai ada yang berubah namun saya sudah
mampu melakukan penyesuain saat itu. Masa ini pula tak mudah untuk saya lupakan
karena disinlah saya merasakan pertama kali cinta pertama itu. Haha...jadi malu
:D. Penghujung masa itu telah tiba.
Tepatnya 2011, kami tamat dan para kolega pasti akan melajutkan ke jenjang
selanjutnya di sekolah yang berbeda beda. Ada yang ke kota Palu, Ke kampung halaman ( termasuk saya),Ke pulau
jawa, Makassar, dan ada pula yang tetap di tempat ini sebab SMAN 3 Pasangkayu
hanya berjarak 10 meter dari SMPN 4. Hehe
Waktu bergulir, masa SMA itu pun tiba.Di
mulai dengan terdampar di kelas X.6 pada semester pertama bersama kawan-kawan
yang gokil abis. Rasa acuh terhadap pelajaran itu pun muncul entah karena
lingkungan kelas yang berada di kelas bawah, merasa kurang mampu bersaing
dengan kelas atas entahlah itu. Yah memang disini saya harus beradaptasi lebih
kuat. Meskipun tanah kelahiran sendiri tapi teman dari SMP tak ada sungguh
miris bukan.Yah, mungkin memang orang -orang bulukumba itu dasarnya yang peramah,
buktinya sudah banyak saja kawan kenalan di hari pertama. Senang rasanya lahir
di tanah ini. Jadi pede nih..hehe
Awal yang begitu biasa biasa saja
terasa semakin berubah setelah di tahun kedua apalagi tahun ke-3. Setelah menginjakan kaki di kelas XI tentu
kawan baru muncul lagi dan inilah yang saya rasa generasi emas pada saat itu.
Buktinya kelas kami dapat meraih juara umum porseni dua tahun berturut-turut.
Begitu manis rasanya.haha.. SO PROUD.Meski kisah percintaan di masa putih
abu-abu ini tak seindah yang kemarin ( deh,, apa maksudna ini ??) tapi
persahabatan disini begitu menyenangkan.
Tiga tahun penuh cerita tibalah kami di penghujung tahun 2014.Bersama segenap kawan- kawan atlantis kami mulai merangkai impian
masing-masing. Tentu ini bukan akhir, inilah awal yang akan kita jalani bersama
meski itu di tempat berbeda. Jalan yang akan kita lalui tak lagi sama, teman di
sebelah tak lagi sama, proses tak lagi
bersama-sama namun tetap satu tujuan. Dan di awal Oktober 2014 ini kami telah
berada di Perguruan Tinggi masing-masing dan telah menjalani masa perkuliahan
sebagai mahasiswa baru. Yah.. mungkin beberapa sahabat sudah sesuai dengan di
cita-citakan dan mungkin beberapa pula yang sebaliknya. Keep calm kawan, tak perlu ragu dan berdiri bag terinjak. Be
positive ini bukan kebetulan, Dia telah mengatur latar tempat buat kita
sejak awal. Semoga kita kembali di pertemukan di waktu yang akan datang dalam
suasana bahagia penuh cerita.InsyAllah Aamiin...
No comments:
Post a Comment