Perangi
Korupsi
Kerakusanmu akan harta kian
meradang
Membuat perih nurani menusuk
sampai ke tulang
Engkau hanya mementingkan
keluarga dan kroni-kronimu
Pikirmu yang penting bisa
makan enak, tidur nyeyak,
Kenikmatan mendarah daging,
hidup tenang hingga tujuh turunan
Sampai korupsi kau halalkan,
penderitaan rakyat kau lupakan
Kelihaianmu menghindar dari
hakim bagaikan bajing loncat
Terlihat aman namun
jelas-jelas itu dusta terbungkus permainan cantik tanpa cacat
Aku ingat betul wajah itu . .
. .
Di depan layar kau menunjukkan
kharisma tanpa dosa
Tapi bagiku tetap saja, itulah
wajah species koruptor pemakan
bangkai saudara
Pandai berpura lewat kalimat
manis yang membuat sebagian kami seolah percaya
Lalu di belakang kau bercumbu
dengan dusta sembari menggerogoti uang
negara
Gelimang harta dan tahta
tidakkah cukup, Bajingan?
Wahai koruptor . . . apakah
kau dengar suara kami ?
Suara aku, dia, dan kami mahasiswa pemakan segala
Kami mewakili mereka yang
diambil haknya,
Tangis rakyat kecil yang
berjuang lebih demi sesuap nasi
Rela tidur singkat demi bangun
dini hari mengais rezeki
Air mata yang tanpa sadar
berjatuhan kala berdoa mengharap pertolongan ilahi
Sementara engkau wakil rakyat
hanya tidur pulas saat bicara soal kepentingan rakyat
Sungguh kami tak tahan,
generasi baru bangsa ini tidak akan bungkam
Kami menyatakan perang
terhadap kalian para koruptor,
Sampah elit berdasi tetap saja
sampah
Kepercayaan kami pada keadilan
di negeri tidak akan goyah,
Sabagian dari kawanmu sekarang
mungkin sedang panik tak terkira
Ambil jeda dari rutinitas
menyedot rupiah, mencari jalan sebab was-was terpanggil KPK
kami yakin kebenaran akan
selalu menang, negeri ini akan merdeka dari kalian
Tikus durjana . . . tunggulah
masa kehancuranmu kan tiba
Bandung, November 2017
No comments:
Post a Comment