Thursday, 6 July 2017

I'm Home


Hari itu pagi buta selepas sahur dan sholat subuh aku segera bersiap untuk berangkat. Pakaian telah tersusun rapih di tas carrier, laptop dan sedikit oleh-oleh murah meriah juga lengkap di ransel. Pagi ini tepat hari ke dua puluh dua Ramadhan. Setelah menjalani dua minggu kerja praktek semester 6 di LIPI Bandung, kuputuskan untuk pulang ke kampung halaman, yah rehat sejenak barang dua minggu.

Senang rasanya bisa kembali ke rumah setelah hampir setahun tidak pulang. Sejujurnya ada pahit dan manisnya. Manis karena bisa melepas rindu dengan keluarga, kerabat, dan sahabat sekolah- sd dan smp. Tidak ada lagi bablas bangun sahur, berbuka puasa seadanya, kantong juga sepertinya bakalan awet di rumah. Di Bandung aku telah lima kali bablas banging sahur tapi alhamdulillah masih kuat hehe.. yah sedihnya seminggu setelah lebaran aku harus
segera kembali ke bandung untuk melanjutkan kerja praktek dan misi menjadi juara umum di Komurindo-Kombat dan KRTI 2017 harus segera dikejar. Memang demi hasil yang besar perlu pengorbanan yang besar pula bukan?

Rumah ialah tempat ternyaman dan bikin betah. karena rumah memang selalu jadi tempat kembali dimanapun kaki jauh melangkah. Ribuan kilometer terpisah, ada banyak hal yang kurindukan tentang rumah.

Oh ia, kali ini aku tidak pulang ke bulukumba tapi ke mamuju utara. Tepatnya sebuah desa kecil yang masih susah sinyal buat internetan-Baras. Hanya sms dan telepon. Harus ke kota dulu baru bisa main sosmed. Tapi tentunya alam yang hijau, udara segar yang jarang ditemukan di perkotaan akan menjejukkan tiap hari.pikirku

Setelah hampir selesai bersiap, telpon genggamku bordering. Rupanya taxi yang akan mengantarku ke terminal bus dating lebih awal.jam tujuh kurang seperempat taxi telah menunggu di depan minimarket .Jam delapan pagi bus bandung-bandara soekarno hatta berangkat. Aku bersebelahan duduk dengan pemuda bernama taufiq. Umurnya setahun lebih muda dariku. Asalnya dari Kalimantan dan cukup bersahabat.

“ Dear passenger” suara yang sudah familiar di dalam penerbangan sipil “waktu setempat telah menunjukkan pukul 17.51 silahkan anda dapat berbuka puasa”. Yup, jam 5 sore pesawat takeoff dengan selamat. Suasana langit jawa-sulawesi memang keren saat cerah, cakrawala senja sedap dipandang sambil menantikan waktu berbuka. Lautan awan begitu megah

Sebungkus kurma basah, roti coklat , dan sebotol air mineral telah kusiapkan di ransel. Maskapai yang memakai pesawat boeing ini tidak menyediakan takjil apalagi makanan berat. Hanya segelas air mineral ukuran kecil.  Di samping kananku bapak keturunan tiongkok tertidur pulas, atau mungkinkah hanya memejamkan mata-entahlah. Kutawari cemilan bapak di sebelah kiriku yang sedang membaca majalah tapi beliau menolak dengan halus sepertinya juga non-muslim. Sebenarnya kursi yang dekat dengan jendela yang ia tempati adalah milikku tapi kubiarkan saja. mengalah tak masalah buatku.

Memang aku sangat senang di setiap perjalanan baik  itu menggunakan mobil, bus, kereta dan pesawat untuk berada di samping jendela. Memandang jauh hamparan alam cipataan tuhan di balik kaca membuat pikiran tenang. Apalagi disertai hujan dan sepasang headset melekat ditelinga dengan lagu yang tepat akan membuatmu melupakan kepahitan dunia yang kau punya. Cobalah sesekali lagu Daugthry-home, cukup rekomendeed buat perjalanan pulang kampung. Hehe

Malam setelah sholat tarawih waktu setempat aku tiba di kota palu. Setelah itu barulah ke tempatku yang membutuhkan empat jam perjalanan darat. Dibandingkan ke ibukota provinsi-Mamuju- dulu jaraknya akan lebih jauh. Ya kota Palu menjadi tempat transit sebagain besar teman smp melanjutkan SMA dan perguruan tinggi-nya.

Bangun dari tidur yang pulas, rupanya aku telah tiba.
Selamat datang kembali di rumah..

Rumah, Juni 2017
02.30 WITA


 
langit Jawa-Sulawesi menjelang berbuka puasa

Menu buka puasa

No comments:

Post a Comment