Sunday, 12 June 2016

Tiba Masa Tiba Akal



Liburan?

Yeeh..Liburan datang. Hah liburan? 

“ We have no holiday son, we are engineer!” Begitu kalimat dari seekor ayah singa kepada anaknya-pada sebuah meme komik.

Setelah ujian akhir semester genap ini berakhir, libur tiga bulan telah siap menyambut. Buatku mahasiswa semester empat tidak akan merasakan jeda kuliah tiga bulan seperti tahun kemarin. Aku bisa jalan-jalan ke kampung pare Kediri, ke wisata alam, dan liburan-liburan lainnya.
Kali ini, mahasiswa tahun kedua sepertiku di wajibkan mengambil geladi-2 sks. Sejenis magang ke perusahaan baik kerja sama Telkom atapun perusahaan yang diajukan sendiri. PT. UAVINDO NUSANTARA yang terletak di Cimahi, bandung, jadi pilihanku.

Pada walanya PT. DIRGANTARA INDONESIA jadi targetku. Ada daya Tarik tersendiri untuk bergabung di perusahaan pesawat terbang besutan BJ. Habibi tersebut. Namun setelah pengumuman aku belum lolos seleksi. Seleksinya terbilang tak jelas, entah dari parameter apa yang dinilai. Kami hanya memasukan data. Dan beberapa bulan kemudian hasilnya telah muncul. Aku tidak ingin menyalahkan system, anggap saja ini murni akunya yang belum pantas.

Lantas dengan UAVINDO kurasa tak masalah. Selain bidang yang digeluti sangat berhubungan dengan lab ku di kampus-riset mengenai Unnamed Aerial Vechicle (UAV). Yang namanya wahana terbang pasti adalah hubungannya dengan jurusanku juga-teknik telekomunikasi. Misalnya dari perangkat telemetri, antenna, ataupun elektrisnya. Perusahaan ini juga berbasis startup jadi mungkin saja peraturan karyawan tidak begitu ketat. Semoga bisa berikan yang terbaik, dan dapatkan ilmu yang memuaskan di tempat ini. Aamiin.

H-1 geladi perdana. Pagi menju siang. Aku belum mendapatkan kendaraan untuk berangkat pulang pergi dari kampus-Cimahi. Aku telat meminjam kepada kawan-kawanku. Kebanyakan telah di pinjam lebih dulu oleh teman kontrakannya, teman dekat, ataupun dipakai oleh keluarga mereka yang di Bandung. Ah, aku telat.. aku telat.

Tiba masa tiba akal mungkin kalimat yang pantas buatku. Andai saja aku lebih gerak cepat meminjam, andai saja aku tidak terlalu santai, andai saja..sangat asyik berandai-andai. Tak ada yang pasti memang. Budaya ini sepertinya masih saja melekat.

Karena waktu geladi dilaksanakan sekitar empat sampai enam minggu, Ramadhan kali ini aku tidak bisa bersama keluarga. Baik yang di Bulukumba atau di Mamuju sana. Dalam rencana, seminggu sebelum Lebaran barulah aku pulang. Yang juga belum pasti di antara kedua tempat itu.

Liburan kali ini juga aku dipaksa produktif. Bukan dipaksa, melainkan harus. Mengejar progress-di lab-untuk kompetisi awal semester nanti. Dari cerita senior di lab, budaya tiba masa tiba akal ini tetap saja ada. Cuman karena faktor lucky atapun doa yang iklhas. Kebaikan selalu datang buat tim kala bertanding.

Aku tidak ingin seperti liburan kemarin yang masih setengah-setengah. Target sudah ada, tiket nyata di depan mata, amunis beruap buku-buku dan video-video tutorial lengkap dan aku malah menyia-nyiakannya. Terlena oleh waktu luang, hingga GEMASTIK kemarin hanya wacana saja untuk ikut. Semoga kali ini lebih baik, dan menggembirakan.

“ wah kalau Aprizal sih, terlalu cinta Bandung jadi malas pulan!” ucap salah satu teman di LINE. Haha, kalau soal cinta memang ia tapi Kampung halaman tetap nomor satu bro. kalau di atas cinta namanya itulah namanya yang cocok buat kampung halaman.

Jika di Tanya rindu, ya pastinya. Rindu sulit diatur. Namun kali ini aku harus membunuh setiap rindu. Merelakan hati sedikit tersayat. Toh ini juga demi pertemuan yang lebih indah. Rindu kan tak berarti harus segera bertemu. Sujiwo tejo berkata dalam sebuah hikayatnya

“ Puncak rindu yang tertinggi ialah bukan dua orang saling bertemu, atapu melepas rindu lewat telepon. Tapi ketika mereka saling mendoakan dalam lantunan ibadahnya!”
Semangat berproses berprestasi, dan menjadi lebih baik!

No comments:

Post a Comment