Sunday, 12 June 2016

Berpulang



Long weekend telah hampir habis, menyisakan Ujian Akhir Semester 3 pelajaran lagi-dimulai hari senin sampai rabu besok. Bertepatan hari ini, kabar duka datang kepada kami, UKM Sulawesi di Telkom University. Salah seorang keluarga Mahasiswa Sulawesi telah berpulang ke  Sang Pencipta malam tadi.  Lantas akun LINE ramai postingan berbela sungkawa seolah ikut bersedih melepas kepulangan salah satu anggota keluarga kami di perantauan.


Sebut saja namanya  ‘Kak A’ – takkan kusebutkan nama aslinya untuk menghargai keluarga yang ditinggalkan. Bisa terbayang begitu mengharukan suasana keluarga duka di kampung halaman sana. Dari informasi yang beredar, Kak A berasal dari daerah yang bersebelahan dengan daerah asalku.

Beberapa senior angkatan atas ataupun yang telah lulus turut membantu mengurus jenazah almarhum. Semoga almarhum diberi tempat terbaik di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aku tahu itu sangat sakit. Aku turut berduka cita.

Ini mengingatkanku  sewaktu makrab KBMS 2014-waktu itu namanya masih UKMS. Di malam keakraban itu salah satu kakak tingkat mengatakan kurang lebih seperti ini:

“Aku beri apresiasi buat kalian yang sudah berani merantau ke tanah Jawa,” dengan gaya bicaranya penuh semangat, “ sebab saat kalian memilih untuk merantau ke negeri seberang, berarti kalian telah menempatkan satu kaki di tanah ini dan satunya lagi di kampung halaman. Dan jika nantinya kalian sedih, sakit, bahkan meninggal di tanah pertantuan siapakah yang akan menemani dan mengurus kalian kalau bukan keluarga kalian, kita-kita yang ada di sini. Keluarga mahasiswa Sulawesi!.”Kali itu, semangat dari dalam mulai terkontaminasi doktrinnya. Semangat kekeluargaan seperti menggebu-disertai sedikit merinding mendengarnya.

Kejadian  ini kembali mengingatkan bahwasanya ajal tidak dapat diprediksi kapan datangnya, dimana letaknnya, dan siapakah orangnya. Semua telah di atur oleh-Nya. Cukup banyak teman atau kenalan kita baru saja ketemu malamnya, esok siang  telah meninggalkan kita ke alam barzah. Harta, tahta, dan segala yang kita punya hari ini seyogyanya hanyalah sementara.  kita sebagai makhluk Tuhan yang fana, sudahkah kita mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya saat kematian itu tiba? 

“Remind me again that the death can come anytime and anymore,” tukas salah seorang teman di timeline akun LINE-nya. 

Hanya mengingatkan kembali buat teman semua, bahwa tidak ada yang pasti di dunia ini kecuali kematian. Segala kemewahan, kecukupan yang melekat pada diri kita-khususnya sesame mahasiswa- kebanyakan masih diperoleh dari irang tua. Dan sebaik-baiknya manusia, ialah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Jangan pernah lupakan keluargamu, teman sedaerahmu di perantauan jika telah menemukan kawan baru yang-mungkin- membuatmu nyaman. Mari kembali berbenah diri.

No comments:

Post a Comment