Monday, 3 December 2018

Kutipan Buku Saku “101 Kepemimpinan” part 2



Pemimpin paling efektif adalah memberikan contoh, bukan perintah.
(halaman 106)

Jika orang tidak tahu pelabuhan apa yang ia cari, semua mata angin merupakan arah yang benar.
Seneca (halaman 112)

Sekarang membaca, besok memimpin.
W. Fusselman (halaman 120)

Uji kepemimpinan: Baliklah badan dan lihatlah apakah setiap orang mengikuti Anda.
(halaman 126)

Sungguh mengagumkan ketika orang percaya kepada pemimpin: tetapi lebih mengagumkan ketika pemimpin percaya pada bawahan.
(halaman 130)

Visi adalah seni melihat sesuatu yang tidak kelihatan.
Jonathan Swift (halaman 138)

Bayar sekarang, bermain kemudian: Bermain sekarang, bayar kemudian.
John Maxwell (halaman 140)

Gagal mempersiapkan adalah mempersiapkan gagal.
Mike Murdock (halaman 142)

Orang besar selalu ingin menjadi kecil.
Ralph Waldo Emerson (halaman 144)

Punya keyakinan bahwa jika Anda dapat melakukan hal-hal kecil dengan baik, Anda dapat mengerjakan hal-hal besar juga dengan baik.
Storey (halaman 148)

Hal paling penting terhadap memiliki tujuan adalah memiliki tujuan
Geoffrey F. Abert (halaman 152)

Sebagian orang ganti pekerjaan, pasangan, dan teman, tetapi tidak pernah berpikir untuk mengganti dirinya sendiri. (halaman 154)

Monday, 12 November 2018

Kutipan Buku Saku “101 Kepemimpinan”


Saya tidak tahu kunci sukses tetapi kunci kegagalan adalah mencoba menyenangkan setiap orang.
Bill Cosby (halaman 22)

Anda hari ini sama dengan lima tahun yang akan dating kecuali dua hal; orang yang Anda jadikan teladan dan buku yang Anda baca.
Charles jones (halaman 24)

Kapal di pelabuhan adalah aman, tapi bukan itu maksud kapal dibuat.
Poster random (halaman 28)

Kegagalan adalah peluang untuk memulai lagi, dengan lebih cerdik.
Henry Ford (halaman 44)

Semua kemenangan berasal dari berani memulai.
Eugene F. Ware (halaman 54)

Ketika Anda berhenti belajar, Anda berhenti memimpin.
Rick Warren (halaman 60)

Jika Anda ingin sukses, buat cara baru daripada menelusuri cara umum menggapai sukses.
John D. Rockefeller, Jr

Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang kali. Dengan demikian kecemerlangan bukanlah tindakan tetapi kebiasaan.
Aristotle (halaman 76)

Elang tidak bergerombol. Anda harus mencarinya satu persatu.
H. Ross Perot (halaman 78)

Pemikiran yang tumpul merupakan awal dari kegagalan. Pastikan Anda selalu terbuka pada ide baru.
George Crane (halaman 86)

Sebuah pertanyaan penting buat pemimpin: “Apakah saya membuat orang menjadi besar, atau membuat impian dan menyuruh orang mengerjakannya?”
John Maxwell (halaman 94)

Belajarlah mengatakan “tidak” kepada yang baik, sehingga Anda dapat mengatakn “Ya” kepada yang terbaik. (halaman 96)

Bandung, 12 November 2018


Friday, 16 February 2018

Road to IEEE International Conference




Kali ini aku akan bercerita sedikit tentang pengalaman mengikuti konferensi internasional dari Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE). Anak Teknik-khususnya IT dan serumpun-sepertinya sudah tidak asing lagi dengan institusi satu ini. Ada banyak event keren yang diadakan oleh lembaga ini baik di dalam maupun di luar negeri. Let’s Begin..!

Sebetulnya aku tidak menyangka makalah sederhana yang aku buat bisa lolos dan kupresentasikan di depan mahasiswa S2 dan dosen-dosen yang hadir kala itu. Kisah ini berawal dari tugas besar mata kuliah antena dan propagasi di penghujung semester 6. Waktu itu tiap kelompok diminta untuk mendesain dan merealisasikan antena di frekuensi wifi 2.4 GHz. Aku memilih desain model double biquad sebab sudah tertarik sejak lama pada si biquad sebelum tubes ini diberikan. Semua berjalan lancar tanpa halangan berarti sampai indeks nilai keluar di mata kuliah ini sebut saja hampir “A”.

UAS berlalu. Tibalah saat masa kerja praktik (KP). Waktu itu aku sudah memasang target dan optimis bisa lolos konferensi internasional di semester 6. Bagaimana tidak, senior lab kala itu -Kak Fadhil- sudah berhasil publikasi di IEEE Explorer dengan materi Tugas Akhirnya tentang image processing menggunakan drone. Lalu ada Amel dan Fathir dengan topik yang sama tapi aplikasinya berbeda juga lolos di konferensi internasinal IEEE. Motivasiku semakin bertambah rasanya saat itu. Ambisius dan bersemangat.  

KP selesai dan libur telah tiba. Paper yang kubuat juga sudah hampir selesai. Fabrikasi alat beres, tinggal pengukuran nearfield dan farfield. Namun karena sudah dekat deadline aku submit paper selesai seadanya. Judulnya juga sederhana “Design and Simulation of Multilayer Parasitic Microstrip Bi-quad Patch Antena for WLAN 2.4 GHz Applications. Paper tersebut hanya modal desain yang original karena yang riset tentang antena ini masih terbilang sangat jarang. Kemudian hasil simulasi yang cukup epic.

Pengumuman tiba.
Oh iya, karena takut gagal kalau hanya mengirimkan ke satu konferensi saja aku terpaksa submit ke dua konferensi berbeda dengan topik yang sama persis. Santai saja, kalau keterima dua duanya toh tinggal cancel salah satu. pengumuman pertama muncul dari CAMA conference yang lokasinya ada di Tsukuba, Jepang awal Desember nanti. Aku lolos sebagai penyaji poster presentation. Aku senang bukan kepalang. Email itu membuat hatiku deg-degan seperti membuka hasil pengumuman SBMPTN 3 tahun lalu. Hehe. Setelah senang, rasa ketakutan pun datang. Aku mulai cari akal terutama kendala biaya registrasi yang akan cukup menguras kantong lebih dalam, kamudian terlebih biaya transportasi dan akomodasi di Jepang nanti.

Aku mulai mencari cara. Aku hubungi beberapa senior yang baru saja ikut konferensi internasioanal IEEE di-Cambridge University-UK dan juga di Jerman. 

“Tenang aja zal, pasti dapet kok. Lagian Jepang lebih murah daripada ke Eropa!”

Wow. Aku menjadi semakin optimis bisa melangkah lebih jauh kali ini.

Setelah di total memang biaya ke konferensi di jepang sepertiga kali lebih murah daripada ke UK. Aku garap proposal dan semua kelengkapan yang dibutuhkan agar segera mendapatkan bantuan dana baik dari kampus maupun luar kampus. Dan kendala mulai muncul satu persatu.

Pertama ialah kesalahan sepeleh yang tidak mengikutkan salah satu dosen sebagai author. Untuk dapat memasukkan proposal bantuan dana ke BK fakultas ataupun BK pusat harus ada dosen pembimbing. Parahnya author di paper tersebut hanya dua orang, aku dan teman kelasku Manda. Aku sempatkan konsultasi ke LIPI dan ternyata nihil. “Seharusnya kalian ajak dosen, dan biasanya dosen akan membantu banyak untuk memperjuangkan agar dapat ikut konferensi”. Salah satu dosen peneliti di LIPI menyarankan kami untuk withdrawn saja. Ah aku mulai patah semangat.

Selanjutnya, aku segera mengirimkan email ke pihak panitia untuk meminta penambahan salah satu author-Pak Edward dosen antena. Juga sekalian aku minta bahwa aku akan membayar biaya registrasi lebih telat dari yang deadline seharusnya. Alhamdulillah panitia menyetujui itu. Kemudian tantangan selanjutnya ialah bagaimana mengatakan dan meminta persetujuan dari Pak Edwar. Setelah memberanikan diri lewat Manda. Kami dimarahi-tapi tidak habis-habisan. Dan komentarnya pun sama. Urungkan saja buat ke Jepang. Selain masalah biaya dan tenggat waktu pembayaran mulai mepet, kalian juga hanya poster presentation. Untung kalau ada yang tanya, kalau tidak bagaimana? Haha. Semangatku sedikit memudar.

Kemudian, aku kembali konsul ke beberapa pihak. Dan hasilnya aku buat daftar di bawah:

Mas Yasir, BK pusat : “Buat saja dulu proposalnya dengan ttd Dekan dan dosen pembimbing. Nanti kami bantu TTD direktur akademik dan Wakil rektor untuk bantuan dana kalau memang masih ada dan untuk memudahkan mencari sponsor di luar sana”. 

Mas Anjar, BK FTE  : “Maaf dek, untuk dana fakultas sepertinya belum bisa sebab konferensi itu kan bawa nama pribadi dan kita lebih prefer ke lomba/kompetisi. Paling kami hanya bisa bantu tanda tangna dekan untuk dana sponsor.”








Pak Khoirul Anwar:  Wah sebelumnya saya ucapkan selamat kalian lolos dari terkaman macan. Reviewer yang strict. Kalian beruntung bisa lolos padahal paper kalian maih bnyak kesalah. Kalau saya yang reviewer pasti sudah tidak lolos kalian ini. Ucap beliau dengan sedikit senyum tertawa. Sarannya lebih baik di cancel aja dan kirimkan video presentasi lewat email agar tidak di blacklist.

Pengumuan konferensi satuya muncul dan hasilnya aku lolos sebagai oral presentation.yei.. ApWiMob, lokasinya di hotel trans luxury, Bandung. Cukup senang tapi dilema kini muncul. Pilihan yang lumayan rumit.

Di stau sisi, mimpi ku untuk ke luar negeri sudah di depan mata. Aku takut menjadi penyesalan di kemudian hari. Kesempatan mungkin saja tidak datang dua kali. Di sisi lain, aku tahu kapasitasku seperti apa. Ini pengalaman pertamaku. Speaking englsih ku belum begtu baik, apalgi soal sponsor. Sejak masa sekolah dan kepanitiaan aku paling meghindari hal itu.

Kalau saja aku ingin memperjuangkan itu dan sedikit ego aku mungkin aka meminta orang tua untuk membackup biaya registrasi sembari aku kembali mencari sponsor untuk menambalnya. Tapi tidak, itu bukan pilihanku saat ini.
Bersambung..

Email dari Panitia CAMA Conference



Tuesday, 26 December 2017

Puisi Anti Korupsi 2017: Kisah dari Negeri yang Kaya



Kisah dari Negeri yang Kaya


Di dunia yang fana,
Negeriku adalah negeri yang makmur nan kaya
Bentangan pulau dan lautan bergelora
Panen berlimpah, gotong royong terjaga
Menambah cintaku lahir di tanah indonesia
Bumi yang kian menua,
Proklamator-proklamator tercinta harus pamit menuju sang pencipta
Meninggalkan muda-mudi penerus bangsa
Generasi baru yang biasa dipanggil mahasiswa

Masa kejayaan kini mulai pudar berganti duka
Di sana sini banyak terjadi huru-hara
Penindasan, kekerasan, korupsi dimana-mana
Dari yang lama, orde baru, hingga zaman Jokowi juga
Tiada bedanya, perampok elit itu makin punya banyak cara
Hak-hak kita dirampas, uang-uang rakyat ditimbun untuk keluarga di rumah
Yang penting bisa tidur nyeyak, makan enak, sejahtera tujuh turunan, katanya
Tapi ia lupa kalau dunia hanya sementara

hukum masih tumpul ke atas tapi tajam ke bawah, itulah yang ku tahu adanya
Sebab mereka yang korupsi sangat sulit ditangkap begitu saja
Meskipun jadi tersangka, selalu banyak cara nonton tennis di Bali sana
Lalu ada pula Papa Koruptor yang sering kali mangkir saat dipanggil KPK
Apa susahnya datang saja jika memang tidak bersalah
Oh.. nampaknya Sang Papa sedang ketakutan mencari jalan di tengah gulita
Dan kabar yang tidak kalah, tugu anti korupsi yang harusnya dibangun megah
Malah dikorupsi oleh mereka sendiri pengurus yang haus akan rupiah
Apakah hukum di negeri ini tidak cukup membuat mereka jera?
Mungkin hukum rimba lebih baik andai tidak dilarang oleh agama

Dari sisi yang berbeda…
Aku memang mahasiswa yang baru belajar jadi dewasa
Masih takut turun ke jalan sebab selalu terbayang akan sempitnya penjara
Banyak provokasi di jalan Nak! Banyak oknum yang culas di sana Nak!
Aku takut menentang pesan Ibu, aku takut jadi anak durhaka
Jika kau tak suka sikapku ini itu bukan masalah
Sebab aku hanya bisa mendukung dengan apa yang aku punya
Maafkan aku yang belum bisa turun ke bundaran ibu kota
Maafkan aku hanya bisa membantu dari balik layar kaca
Menjaga integritas dan berusaha tidak jadi koruptor muda
Matangkan jiwa anti korupsi di bangku kuliah
Agar tidak jadi penerus generasi pelaku korupsi perusak negara

Oh Tuhan, aku ingin negeri ini bisa hidup damai seperti sedia kala

Bandung, November 2017


Puisi Anti Korupsi 2017: Perangi Korupsi


Perangi Korupsi

Kerakusanmu akan harta kian meradang
Membuat perih nurani menusuk sampai ke tulang
Engkau hanya mementingkan keluarga dan kroni-kronimu
Pikirmu yang penting bisa makan enak, tidur nyeyak,
Kenikmatan mendarah daging, hidup tenang hingga tujuh turunan
Sampai korupsi kau halalkan, penderitaan rakyat kau lupakan

Kelihaianmu menghindar dari hakim bagaikan bajing loncat
Terlihat aman namun jelas-jelas itu dusta terbungkus permainan cantik tanpa cacat
Aku ingat betul wajah itu . . . .
Di depan layar kau menunjukkan kharisma tanpa dosa
Tapi bagiku tetap saja, itulah wajah species koruptor pemakan bangkai saudara
Pandai berpura lewat kalimat manis yang membuat sebagian kami seolah percaya
Lalu di belakang kau bercumbu dengan dusta sembari  menggerogoti uang negara
Gelimang harta dan tahta tidakkah cukup, Bajingan?

Wahai koruptor . . . apakah kau dengar suara kami ?
Suara  aku, dia, dan kami mahasiswa pemakan segala
Kami mewakili mereka yang diambil haknya,
Tangis rakyat kecil yang berjuang lebih demi sesuap nasi
Rela tidur singkat demi bangun dini hari mengais rezeki
Air mata yang tanpa sadar berjatuhan kala berdoa mengharap pertolongan ilahi
Sementara engkau wakil rakyat hanya tidur pulas saat bicara soal kepentingan rakyat
Sungguh kami tak tahan, generasi baru bangsa ini tidak akan bungkam
Kami menyatakan perang terhadap kalian para koruptor,
Sampah elit berdasi tetap saja sampah
Kepercayaan kami pada keadilan di negeri tidak akan goyah,
Sabagian dari kawanmu sekarang mungkin sedang panik tak terkira
Ambil jeda dari rutinitas menyedot rupiah, mencari jalan sebab was-was terpanggil KPK
kami yakin kebenaran akan selalu menang, negeri ini akan merdeka dari kalian

Tikus durjana . . . tunggulah masa kehancuranmu kan tiba


Bandung, November 2017