April, bulan ke-empat masehi.
Dia dilahirkan di bulan ini belasan tahun silam.
Bertepatan dengan dua puluh tiga Dzulqaidah almanak hijriah.
Tepatnya sebelas April delapan belas tahun lalu
Nafas pertamanya berhembus.
Kata ibu, Kala itu menjelang terbit fajar ia lahir
Sama seperi Bung Karno yang aku pernah baca kisahnya
Aku harap pribadiku bisa seperti dirinya.
Hari ini Sabtu. . .
Tak jauh beda dengan Sabtu-Sabtu lalu.
Terlihat banyak ucapan SELAMAT di akun sosmed
Teman sekelas baru juga ada
Dari yang candaan, serius, atau sekedar tiga huruf HBD.
Oh ia, Sabtu ini tepat tanggal lahirnya
Selamat bertambah usia…
Dia yang adalah aku
Tak ada yang spesial seperti dulu
Orientasiku tak lagi tentang seorang hawa
Yang disebut kekasih oleh para pujangga
Itu masa lalu lupakan saja
Asaku banyak yang kandas
Masih tersimpan jelas dalam coretan di kertas
Buku agenda biru mengusang
Langkah baru di usia Sembilan belas
Telah tiba tanpa pilu
Maafkan diriku belum jadi aku yang kumau.
Ibu..
Terima kasih segalanya
Ucapan selamat dari Ibu di senja ini
Membuat semangat berkibar lagi
Bandung, 11 April 2015.
Muh. Aprizal A.